Selasa, 31 Maret 2015

KONSERVASI ARS

Museum Konferensi Asia Afrika


Museum Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu museum yang berada di kota Bandung. Terletak di Jl.Asia Afrika No.65. Museum ini merupakan memorabilia Konferensi Asia Afrika. Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika. Latar belakang dibangunnya museum ini adalah adanya keinginan dari para pemimpin bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.



Sejarah

Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955 mencapai kesuksesan besar, baik dalam mempersatukan sikap dan menyusun pedoman kerja sama di antara bangsa-bangsa Asia Afrika maupun dalam ikut serta membantu terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia. Konferensi ini melahirkan Dasa Sila Bandung yang kemudian menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah di dunia dalam perjuangan memperoleh kemerdekaannya dan yang kemudian menjadi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Kesuksesan konferensi ini tidak hanya tampak pada masa itu, tetapi juga terlihat pada masa sesudahnya, sehingga jiwa dan semangat Konferensi Asia Afrika menjadi salah satu faktor penting yang menentukan jalannya sejarah dunia.

Semua itu merupakan prestasi besar yang dicapai oleh bangsa-bangsa Asia Afrika. Jiwa dan semangat Konferensi Bandung telah berhasil memperbesar volume kerja sama antar bangsa-bangsa Asia dan Afrika, sehingga peranan dan pengaruh mereka dalam hubungan percaturan internasional meningkat dan disegani.

Dalam rangka membina dan melestarikan hal tersebut, adalah penting dan tepat jika Konferensi Asia Afrika beserta peristiwa, masalah, dan pengaruh yang mengitarinya diabadikan dalam sebuah museum di tempat konferensi itu berlangsung, yaitu di Gedung Merdeka di Kota Bandung, kota yang dipandang sebagai ibu kota dan sumber inspirasi bagi bangsa-bangsa Asia Afrika. Sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M., sering bertemu muka dan berdialog dengan para pemimpin negara dan bangsa Asia Afrika. Dalam kesempatan-kesempatan tersebut dia sering mendapat pertanyaan dari mereka tentang Gedung Merdeka dan Kota Bandung tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika. Berulang kali pembicaraan tersebut diakhiri oleh pernyataan keinginan mereka untuk dapat mengunjungi Kota Bandung dan Gedung Merdeka.

Terilhami oleh hal tersebut serta kehendak untuk mengabadikan Konferensi Asia Afrika, maka lahirlah gagasan dia untuk mendirikan Museum Konperensi Asia Afrika di Gedung Merdeka ini. Gagasan tersebut dilontarkan dalam forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri antara lain Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata gagasan itu mendapat sambutan baik, termasuk dari Presiden RI Soeharto. Gagasan pendirian Museum Konperensi Asia Afrika diwujudkan oleh Joop Ave sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, bekerja sama dengan Departemen Penerangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, dan Universitas Padjadjaran. Perencanaan dan pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh PT. Decenta, Bandung. Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden RI Soeharto pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.


Penataan Kembali Museum Konferensi Asia Afrika
Dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 dan peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika 1955, pada 22-24 April 2005, tata pameran Museum Konferensi Asia Afrika direnovasi atas prakarsa Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr. N. Hassan Wirajuda.
Penataan kembali museum tersebut dilaksanakan atas kerja sama Departemen Luar NEgeri dengan sekretariat Negara dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Perencanaan dan pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh Vasco Design dan Wika Realty.

Desain konservasi dari sebuah sayembara.
New Museum diangkat sebagai tema yang menumbuhkan semangat baru untuk menjadikan museum sebagai salah satu fasilitas publik yang terbuka bagi masyarakat dari beragam kalangan. Museum
selayaknya tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda bersejarah namun juga harus menjadi tempat yang menarik, aksesibel untuk seluruh ragam komunitas dan menjadi tempat alternatif berkumpulnya masyarakat dalam upaya meningkatkan potensi kotanya secara berkelanjutan.
Membangun kembali ruh kompleks MKAA (Museum Konperensi Asia Afrika) tidak dapat terlepas dari upaya mengenang spirit kebangkitan yang lekat dengan peristiwa KAA itu sendiri. Peristiwa KAA bukan sekedar peristiwa berskala Kota Bandung, namun peristiwa yang mengharumkan nama Indonesia sebagai sebuah negara yang berpengaruh secara internasional terutama di dalam membangun kekuatan poros baru yang menggabungkan kekuatan Asia dan Afrika pada masanya. Membangkitkan kembali kawasan museum KAA menuntut kita berpijak pada sejarah gemilang tersebut untuk diwariskan dan terus terjaga hingga ke generasi mendatang.

Tujuan dari perancangan kompleks kawasan ini adalah :
1. Tersusunnya konsep perencanaan dan perancangan kompleks MKAA yang tanggap terhadap ‘konteks sejarah (heritage-context)’.
2. Tersusunnya program aktifitas bagi kegiatan revitalisasi bangunan-bangunan penting dalam kawasan sesuai prinsip perancangan dalam kawasan cagar budaya. sedangkan Sasaran dari perencanaan antara lain :
1. Rumusan masalah-masalah spesifik dalam tapak seperti polusi, intensitas kegiatan masyarakat, kepadatan lalu lintas, bantaran air sungai (Cikapundung), dan permasalahan lainnya.
2. Rumusan konsep pengembangan Kompleks MKAA/ Gedung Merdeka dan sekitarnya
3. Rancangan lingkungan yang memperhatikan tautan (linkages), koridor, ruang antar bangunan, dan atau ruang publik pada kawasan secara komprehensif

Pada dasarnya blok MKAA yang dilalui sungai cikapundung memiliki potensi dalam menyediakan waterfront dan promenade bagi kawasan , ditambah dengan konteks historis di dalamnya serta bangunan-bangunan bersejarahnya,maka pengembangan museum yang lebih luas dan dinamis dapat dimaksimalkan.
Konsep oase menjadi pilihan di saat kawasan kekurangan ruang terbuka hijau dan ruang publik yang memadai. Alun alun di sisi selatan kompleks MKAA yang dahulu merupakan ruang terbuka publik beralih fungsi menjadi halaman masjid dan ruang parkir. Kerinduan akan suasana kota Bandung yang sejuk dan rindang menjadi salah satu inspirasi pengembangan museum yang baru. Ketimbang membuat sebuah massa baru yang kontras dengan bangunan lama,desain museum baru dibuat menyerupai taman,dengan sekuen-sekuen yang terjaga.
Museum baru dibuat menyatu dengan lingkungan sekitar, multi entry, berinteraksi dengan masyarakat,sungai, jalur-jalur pedestrian, taman, dan memberi sekuen pengalaman diantara bangunan lama, bangunan baru, dan alam. Ia akan lebih terbuka, melebur dalam kehidupan kota sehari hari.
 
MASSA BANGUNAN

Beberapa massa bangunan eksisting dirobohkan untuk mendapatkan skyline kawasan yang terjaga dan persentase ruang terbuka yang lebih banyak. Massa-massa baru dibuat terpecah sesuai dengan kapling kapling eksisting sehingga proses pentahapan pembangunan lebih mudah. Ketinggian dibatasi hingga 3 lantai sehingga bangunan-bangunan sekitar masih dapat
terlihat dari arah taman.Jarak antar massa disesuaikan untuk mendapatkan skala yang beragam. Sedangkan untuk daerah sungai tidak dibangun massa baru untuk memaksimalkan unsur alami di blok tersebut. Area sungai kemudian dihubungkan dengan area museum melalui sebuah taman terbuka yang sekaligus menjadi simpul kawasan serta, di sini pengunjung dapat memilih aktifitas dan tujuan sesuai keingunan.
Penataan area sungai dilakukan dengan membuat fasilitas pengolahan sampah yang dioperasikan bersama masyarakat setempat.Di tepian sungai ditanam pohon-pohon peneduh untuk kenyamanan pejalan kaki dan mengembalikan ekosistem sungai. Area promenade menjadi ruang multifngsi sebagai bagian dari ekstensi museum.


SIRKULASI
Tidak ada akses jalan yang ditutup pada sirkulasi baru .Sirkulasi pejalan kaki diperbanyak dengan jalur-jalur baru dalam blok museum,jembatan penghubung,basemen,dan menerus menuju museum. Akses masuk museum di area taman terhubung dengan akses basemen. Blok dibuat lebih permeabel dengan menambah beberapa pintu masuk. Di setiap tepi massa terdapat selasar di dalam dan luar blok sehingga aktifitas window shopping dapat terjadi di kedua sisi bangunan.
Sirkulasi kendaraan menuju parkir basemen diletakkan pada jalan Braga selatan,dengan memanfaatkan perbedaan kontur yang miring ke arah sungai ,maka pembuatan basemen dapat lebih mudah. Basemen dibuat pada sebagian lahan sehingga masih menyisakan area resapan dan pohon pohon yang besar. Keberadaan ruang bawah tanah eksisting dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai alternatif galeri dan sirkulasi pengunjung. Sebuah sunken gallery berbentuk lingkaran diletakkan di tengah taman,memberi komunikasi visual pada pengunjung diatas taman . Sirkulasi baru dibuat untuk menghubungkan fungsifungsi penunjang museum dan memberikan pilihan tujuan yang beragam pada pengunjung.


SUMBER : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Konferensi_Asia_Afrika
http://jongarsitek.com/2010/07/27/labo-pemenang-1-sayembara-penataan-museum-konferensi-asia-afrika-bandung/

Selasa, 24 Maret 2015

KONSERVASI ARS

PELABUHAN SUNDAKELAPA

Sunda Kelapa adalah nama sebuah pelabuhan dan tempat sekitarnya di Jakarta, Indonesia. Pelabuhan ini terletak di kelurahan Penjaringan, kecaatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Sunda Kelapa juga merupakan nama dari Jakarta sebelum tahun 1527.
Meskipun sekarang Sunda Kelapa hanyalah nama salah satu pelabuhan di Jakarta, daerah ini sangat penting karena desa di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa adalah cikal-bakal kota Jakarta yang hari jadinya ditetapkan pada tanggal 22 Juni 1527. Kala itu Kalapa, nama aslinya, merupakan pelabuhan kerajaan Pajajaran yang beribukota di Pakuan (sekarang kota Bogor) yang direbut oleh pasukan Demak dan Cirebon. Walaupun hari jadi kota Jakarta baru ditetapkan pada abad ke-16, sejarah Sunda Kelapa sudah dimulai jauh lebih awal, yaitu pada zaman pendahulu Pajajaran, yaitu kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Tarumanagara pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera.


map kuno sunda kelapa

Pada saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa direncanakan menjadi kawasan wisata karena nilai sejarahnya yang tinggi. Saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa adalah salah satu pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo II yang tidak disertifikasi International Ship and Port Security karena sifat pelayanan jasanya hanya untuk kapal antar pulau.


Saat ini pelabuhan Sunda Kelapa memiliki luas daratan 760 hektare serta luas perairan kolam 16.470 hektare, terdiri atas dua pelabuhan utama dan pelabuhan Kalibaru. Pelabuhan utama memiliki panjang area 3.250 meter dan luas kolam lebih kurang 1.200 meter yang mampu menampung 70 perahu layar motor. Pelabuhan Kalibaru panjangnya 750 meter lebih dengan luas daratan 343.399 meter persegi, luas kolam 42.128,74 meter persegi, dan mampu menampung sekitar 65 kapal antar pulau dan memiliki lapangan penumpukan barang seluas 31.131 meter persegi.
Dari segi ekonomi, pelabuhan ini sangat strategis karena berdekatan dengan pusat-pusat perdagangan di Jakarta seperti Glodok, Pasar Pagi, Mangga Dua, dan lain-lainnya. Sebagai pelabuhan antar pulau Sunda Kelapa ramai dikunjungi kapal-kapal berukuran 175 BRT. Barang-barang yang diangkut di pelabuhan ini selain barang kelontong adalah sembako serta tekstil. Untuk pembangunan di luar pulau Jawa, dari Sunda Kelapa juga diangkut bahan bangunan seperti besi beton dan lain-lain. Pelabuhan ini juga merupakan tujuan pembongkaran bahan bangunan dari luar Jawa seperti kayu gergajian, rotan, kaoliang, kopra, dan lain sebagainya. Bongkar muat barang di pelabuhan ini masih menggunakan cara tradisional. Di pelabuhan ini juga tersedia fasilitas gudang penimbunan, baik gudang biasa maupun gudang api.
Dari segi sejarah, pelabuhan ini pun merupakan salah satu tujuan wisata bagi DKI. Tidak jauh dari pelabuhan ini terdapat Museum Bahari yang menampilkan dunia kemaritiman Indonesia masa silam serta peninggalan sejarah kolonial Belanda masa lalu.


Di sebelah selatan pelabuhan ini terdapat pula Galangan Kapal VOC dan gedung-gedung VOC yang telah direnovasi. Selain itu pelabuhan ini direncanakan akan menjalani reklamasi pantai untuk pembangunan terminal multifungsi Ancol Timur sebesar 500 hektare.

berdsarkan sejarah kawasan pelabuhan dan rencana-rencana pemerintah yang ada saat ini, menurut saya apa yang direncanakan pemerintah itu sangat bagus jika benar direalisasikan. kenyataanya ampai saat ini yang kita tau daerah sekitar kawasan sunda kelapa merupakan salah satu titik kemacetan Jakarta, masih terlihat kesemerautan seperti kawasan yang kurang terurus. alangkah baiknya jika kawasan ini benar- benar dikelolah dengan baik atau menjadi suatu kawasan konservasi dimana konserasi adalah pelstarian atau perlindungan atau bisa dikatakan upaya yang dilakukan manusiauntuk melestarikan atau melindung alam (potensi) yang sudah ada mengingat sejarah tempat dan peninggalan-peninggalan yang ada.

venice-italy-1

VENESIA
merupakan salah satu kota air yang ada di Italia. merupakan salah satu kota yang memiliki panorma yang sangat indah serasi antara bangunan-bangunan serta peraian yang ada. jika kawasan Sunda Kelapa diikelolah seperti kota ini maka suasana kawasan ini akan menjadi lebih hidup dan jika diperuntukan sebagai salah satu kasawan wisata kawasan memiliki daya tarik tersendiri untuk mengundang para wisatawan untuk datang berkunjung.



Sumber :
https://thehale.wordpress.com/2014/05/06/venice/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sunda_Kelapa